Mempertentangkan Darwin

Mempertentangkan Darwin


Bicara tentang teori Darwin atau Nabi Adam, gampang-gampang susah. Sebagai muslim, sudah seharusnyalah kita tak percaya pada teori Darwin yang sekarang telah banyak dibantah di mana-mana. Mana mungkin manusia berasal dari kera? Allah kan Maha Baik, Maha Indah, Maha Adil, dan Maha segalanya yang baik-baik. Tak mungkinlah Ia menurunkan kita dari sesosok kera. Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk lho!
Susahnya, harus ada dasar ilmu dalam mempertentangkan hal ini, kita tak boleh asal bicara. Untungnya sudah banyak yang menentang teori Darwin. Salah satunya adalah seorang ilmuwan muslim yang terkenal dengan nama Harun Yahya. Siapa Harun Yahya? Berikut saya kutip artikel dari http://netsains.net/ yang ditulis oleh HAWIS H. MADDUPPA:
Adnan Oktar itulah nama sebenarnya. Ilmuwan dan da’i terkemuka yang lahir di Ankara (Turki) pada tahun 1956, yang mengambil nama penanya dari “Harun” (Aaron) dan “Yahya” (John) untuk mengenang perjuangan dua orang Nabi tersebut melawan kekufuran. Beliau memulai perjuangan intelektualnya pada tahun 1979 dengan sangat menjunjung tinggi nilai akhlak dan mengabdikan hidupnya untuk mendakwahkan ajaran agama kepada masyarakat. Lulusan dari Akademi Seni, Universitas Mimar Sinan, sering melakukan pengkajian yang mendalam tentang berbagai filsafat dan ideologi materialistik yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat sekitar selama menempuh pendidikan. Salah satu hasil karyanya yang fenomenal adalah tentang bukunya yang membantah secara “ilmiah” dari teori evolusi Darwin. Dimana dalam buku tersebut beliau menjelaskan tentang bahaya Darwinisme dan teori evolusi, yang merupakan ancaman terhadap nilai-nilai akhlak, dan terhadap dunia. Selain itu ada juga buku tentang keruntuhan teori ini oleh ilmu pengetahuan.

Sumber: http://id.harunyahya.com
Saya pernah membaca buku Harun Yahya yang menentang teori Darwin. Sayangnya buku itu buku pinjaman J sehingga saya tak bisa melacak ulang untuk keperluan kompetisi blog ini. Namun demikian,  era internet sekarang ini memungkinkan koq kalau kita ingin membacanya atau bahkan men-download-nya. Kunjungi saja link : http://id.harunyahya.com, kita bisa memuaskan benak sekaligus menambah keyakinan kita kepada Sang Maha Pencipta setelah membacanya.
Berikut saya kutip sedikit kesimpulan dari buku Keruntuhan Teori Evolusi yang ditulis oleh Harun Yahya dari link : http://id.harunyahya.com/id/books/772/KERUNTUHAN_TEORI_EVOLUSI/chapter/2282
Selain kemiripan tampilan, kera tidak bisa dikatakan berkerabat lebih dekat dengan manusia dibandingkan dengan hewan lain. Jika tingkat kecerdasan dipertimbangkan, maka lebah madu dan laba-laba dapat dikatakan berkerabat lebih dekat dengan manusia karena keduanya dapat membuat struktur sarang yang menakjubkan. Dalam beberapa aspek, mereka bahkan lebih unggul.


Terlepas dari kemiripan tampilan ini, ada perbedaan sangat besar antara manusia dan kera. Berdasarkan tingkat kesadarannya, kera adalah hewan yang tidak berbeda dengan kuda atau anjing. Sedangkan manusia adalah makhluk sadar, berkeinginan kuat dan dapat berpikir, berbicara, mengerti, memutuskan, dan menilai. Semua sifat ini merupakan fungsi jiwa yang dimiliki manusia. Jiwa merupakan perbedaan paling penting yang jauh memisahkan manusia dari makhluk-makhluk lain. Tak ada satu pun kemiripan fisik yang dapat menutup jurang lebar di antara manusia dan makhluk hidup lainnya. Di alam ini, satu-satunya makhluk hidup yang mempunyai jiwa adalah manusia.
Sumber: http://id.harunyahya.com
Para penganut teori evolusi seperti Darwin tentu tak bisa menjelaskan, mengapa manusia dan kera hanya bisa mirip secara fisik. Lalu secara kejiwaan, bagaimana? Secara monyet hanya bisa menjalani hari-harinya dengan kegiata seputar makan, minum, tidur, dan beranak-pinak tanpa ada kesadaran kejiwaan seperti:
  • Merasakan kegalauan kala cinta menyerang seperti, menyadarinya lalu mengatasinya.
  • Merasakan semangat yang membara seperti yang dirasakan orang-orang yang termotivasi setelah menghadiri acara Mario Teguh ataupun Ippho Santosa lalu bertekad melaksanakan semua step yang disampaikan dengan sebaik-baiknya.
  • Merasakan baby blues setelah seperti yang dirasakan beberapa orang ibu setelah melahirkan bayinya, menyadarinya dan berusaha untuk menjadi lebih baik demi buah hatinya.
  • Mendefinisikan dan menyadari segala masalah yang tengah membelitnya lalu memikirkan jalan keluar yang terbaik.
  • Menyadari ketaktenangan dirinya bukan karena kekurangan harta tetapi sesuatu yang hakiki yang hanya bisa diperoleh melalui penghambaan sejati kepada Yang Mahapencipta

Bagaimana teori  evolusi Darwin menjelaskan mengenai ini? Saya kira tak ada!
So .... memilih manusia pertama antara Nabi Adam AS dan teori Darwin? Tentu saja saya memilih Nabi Adam AS!

Komentar

Postingan Populer